2
Dorongan untuk berdoa
1 Saya mendorong kamu untuk mengajarkan hal-hal berikut ini kepada jemaat yang kamu layani: Pertama, hendaklah setiap anggota jemaat bertekun menyampaikan segala permohonan doa kepada Allah bagi semua orang, dengan disertai ucapan syukur. 2 Ajarlah mereka untuk mendoakan raja-raja dan semua pejabat pemerintah. Mintalah kepada Allah supaya kita bisa hidup tenang, damai, serta bebas menjalani hidup sesuai kehendak Allah dan dengan cara yang terpuji dalam pandangan semua orang. 3 Setiap doa seperti itu baik dan menyenangkan hati Allah, Penyelamat kita.
4 Dan sebagai Penyelamat, Dia menginginkan agar setiap orang diselamatkan dan mengenal ajaran benar tentang Kristus. 5 Karena hanya ada satu Allah, dan hanya satu Perantara kita dengan Allah, yaitu Kristus Yesus, yang juga adalah manusia. 6 Dia sudah menyerahkan diri-Nya sendiri sebagai kurban penebusan untuk membebaskan semua umat-Nya dari dosa. Hal itu terjadi tepat pada waktu yang ditentukan Allah, dan menjadi bukti kebaikan hati-Nya kepada manusia. 7 Kemudian saya dipilih sebagai rasul untuk memberitakan Kabar Baik itu. Saya berani bersumpah demi kesatuan saya dengan Kristus bahwa perkataan ini benar dan saya tidak berbohong: Saya diutus sebagai pengajar bagi orang bukan Yahudi, supaya mereka mendengar ajaran yang benar dan menjadi percaya.
Tata tertib tentang laki-laki dan perempuan dalam pertemuan jemaat
8 Di mana pun saudara-saudari seiman berkumpul, saya mau supaya setiap laki-laki yang memimpin doa menengadahkan tangan yang tidak ternoda oleh dosa.* menengadahkan tangan … Kalau kalimat pertama diterjemahkan secara harfiah, bunyinya, “Jadi, di segala tempat, hendaklah para laki-laki berdoa dengan mengangkat tangan-tangan yang suci.” Sesuai kebiasaan orang Yahudi pada zaman Alkitab, ketika jemaat berdoa, mereka menengadahkan tangan dan memandang ke atas. Maksud perintah Paulus di sini bukan berarti bahwa semua laki-laki harus menengadahkan tangan waktu berdoa, tetapi sikap hati yang tulus dan tidak munafik waktu berdoa. Dan yang memimpin jemaat dalam doa haruslah orang yang cara hidupnya terpuji. Artinya, dia haruslah orang yang tidak bercela, bukan pemarah, dan tidak suka bertengkar.
9 Bagi para perempuan, hendaklah mereka berdandan dengan cara yang pantas serta bijak memilih pakaian yang sopan dan rapi. Jangan suka memamerkan diri dengan menghias rambut secara berlebihan ataupun mengenakan banyak perhiasan emas, mutiara,✡ Mat. 13:45 CK dan pakaian mahal. 10 Sebaliknya, cara yang pantas untuk mempercantik diri bagi setiap perempuan yang mengaku sebagai penyembah Allah adalah dengan melakukan hal-hal yang baik.
11-12 Dalam pertemuan jemaat, saya tidak mengizinkan perempuan mengajar atau memimpin atas laki-laki. Hendaklah setiap perempuan memperhatikan pengajaran dengan diam dan penuh penundukan diri.✡ 1Kor. 11:2-16; 14:34-35 13 Karena Adamlah yang diciptakan lebih dulu, baru kemudian Hawa. 14 Dan bukan Adam yang ditipu oleh iblis, melainkan perempuanlah yang tertipu sehingga dia menjadi pelaku dosa yang pertama.✡ Kej. 3:1-13 15 Akibat dosa itu, keturunan Hawa yang perempuan menanggung hukuman Allah berupa rasa sakit sewaktu melahirkan.✡ Kej. 3:16 Namun demikian, Allah bersedia menolong dan menyelamatkan setiap perempuan, asalkan dia tetap percaya penuh kepada-Nya, berbuat kasih, serta hidup suci dan bijaksana.
*2:8 menengadahkan tangan … Kalau kalimat pertama diterjemahkan secara harfiah, bunyinya, “Jadi, di segala tempat, hendaklah para laki-laki berdoa dengan mengangkat tangan-tangan yang suci.” Sesuai kebiasaan orang Yahudi pada zaman Alkitab, ketika jemaat berdoa, mereka menengadahkan tangan dan memandang ke atas. Maksud perintah Paulus di sini bukan berarti bahwa semua laki-laki harus menengadahkan tangan waktu berdoa, tetapi sikap hati yang tulus dan tidak munafik waktu berdoa. Dan yang memimpin jemaat dalam doa haruslah orang yang cara hidupnya terpuji.
✡2:9 Mat. 13:45 CK
✡2:11-12 1Kor. 11:2-16; 14:34-35
✡2:14 Kej. 3:1-13
✡2:15 Kej. 3:16